Meluruskan niat dalam menuntut ilmu

    Author: Sidiq Nurhidayat Genre: »
    Rating

    Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap individu muslim dan muslimah, sebuah kewajiban yang tidak bisa diwakilkan kepada siapapun juga, Karena selain keihlasan, ilmu adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan.Firman Allah:

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Q.S Al-Isra:36)

    Berikut ini adalah beberapa dalil tentang wajibnya menuntut ilmu :

    “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ahamad dan Ibnu Majah).

    “Barangsiapa yang Allah inginkan terhadapnya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia terhadap agamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama?" (QS. At-Taubah:122)

    "Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Qur’an Al mujadalah 11)

    Ali bin Abi Thalib mengatakan,:
    “Cukup sebagai kemulian ilmu, orang yang bodoh pun mengaku-aku memilikinya dan senang disebut sebagai seorang yang berilmu. Cukup pula celaan terhadap kebodohan, orang yang bodoh sekalipun menghindar dan berlepas diri darinya serta akan marah apabila dikatakan sebagai orang yang bodoh”
    [diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Auliya].

    “Imam Syafii (Rahimahullahu Ta’ala) berkata, “Barang siapa yang tidak cinta terhadap ilmu, maka tidak ada kebaikan padanya; dan janganlah di antara kamu dengannya terjalin hubungan intim dan tidak perlu kenal dengannya, sebab orang yang tidak mau belajar ilmu, tentu ia tidak akan mengetahui cara-cara beribadah dan tidak akan melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan-ketentuannya. Seandainya ada seseorang yang beribadah kepada Allah Swt. seperti ibadahnya para malaikat di langit, tetapi tanpa dilandasi dengan ilmu, maka ia termasuk orang-orang yang merugi.” (Dikutip dari kitab ‘Ilajul Amradlir Radiyyah, hamisy kitab ‘Fawaidul Makkiyyah’, halaman 14-15)

    Selain itu Menuntut ilmu adalah jalan untuk mendapatkan keridhaan Allah swt dan jalan menuju surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Nabi n bersabda:

    مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

    “Barangsiapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka akan dimudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim)

    Hadits ini menunjukkan bahwa jalan yang harus ditempuh untuk menuju surga adalah dengan cara menuntut ilmu. Barangsiapa menempuh jalan lainnya, atau menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan kenikmatan surga meskipun tanpa menuntut ilmu, maka akan sia-sialah usahanya meskipun dengan susah-payah dia menjalaninya. Bahkan dia akan menjadi orang yang merugi karena sia-sia amalannya. Dirinya menyangka telah banyak beramal, padahal apa yang dilakukan adalah amalan bid’ah yang tidak akan diterima oleh Allah ( lihat surah Al-Isra:36 diatas). Bahkan yang dilakukan adalah perbuatan syirik yang akan menjadi sebab gugurnya seluruh amal ibadah yang telah dilakukannya. Allah swt berfirman:

    Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amalannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. (Al-Kahfi: 103-104)

    Sekarang ini banyak sekali fasilitas yang bisa kita manfaatkan untuk menuntut ilmu seperti majalah, buku-buku, radio dan banyak sekali kajian-kajian islam di internet yang bisa di download gratis. Marilah kita manfaatkan fasilitas-fasillitas tersebut untuk menuntu ilmu sebanyak-banyaknya dengan niat mengharapkan keridhoan Allah semata, dan jangan sampai tujuan kita menuntut ilmu dikotori oleh niat selain itu dan hendaknya setiap orang senantiasa mengkhawatirkan dirinya akan tertimpa riya’, sehingga gugurlah amalannya.

    Coba renungkan Hadits dibwah ini :

    Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

    Nabi SAW mencegah hal seperti itu dengan sabdanya. “Barangsiapa menuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya, kecuali hanya untuk Mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya surga pada hari kiamat. ” (HR Abu Dawud)

    “Seorang ‘alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhaan Allah, maka dia akan ditakuti oleh segalanya. Akan tetapi, jika dia bermaksud untuk menumpuk harta, maka dia akan takut dari segala sesuatu.” (HR. Ad Dailami)

    Marilah kita luruskan niat kita hanya karena mengharapkan balasan Allah semata, karena apa yang ada disisi Allah adalah kekal dan semua yang ada di dunia ini adalah sementara baik harta, jabatan, popularitas, pujian dan lain-lain maka semua itu pasti akan sirna. Firman Allah :


    "Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?." (Q.S. Al-Qashas : 60).

    Kehidupan dunia ini tak ubahnya seperti setetes air diantara banyaknya air di lautan, tak ubahnya seperti sebutir pasir di antara banyaknya pasir di pantai dan hanya sepersekian detik di antara putaran jam, kemudian setelah itu kita akan menuju sebuah masa yang tak berbilang, yaitu kehidupan yang kekal dan abadi, apakah di surga ataukah di neraka. Ya Allah... Jauhkan kami dari neraka.

    Saudaraku.... Sungguh, apa yang akan kita dapatkan nanti hanyalah sesuai dengan niat kita masing-masing, Rasulullah bersabda :

    “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)

    Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fataw a (22/218) : “…, karena sesungguhnya sebab keluarnya hadits ini adalah bahwa seorang lelaki berhijrah dari Mekkah ke Medinah hanya untuk menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Qois, maka Nabi Shollallahu ‘alai wa ‘ala alihi wasallam berkhutbah di atas mimbar dan menyebutkan hadits ini”.

    Ya Allah.. jadikanlah semua amal ibadah ini ikhlash hanya mengharapkan wajah-Mu dan untuk berjumpa dengan-Mu. wahai Zat yang membolak balikan hati manusia tetapkanlah hati ini di jalan-Mu.

    Segala sesuatu yang benar datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari diri saya pribadi. Penulis menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran.





    by Kajian Islam dan Murattal

    One Response so far.

    1. rematik says:

      artikel yang bagus gan ,, makasih gan ...

    Leave a Reply

    Posting Terbaru




    Ingin langganan artikel gratis via email? masukan alamat email anda di sini:

    Delivered by FeedBurner

    Page Rank

    Visited Today

    Brownies Kukus LaKhansa

    Total Pageviews

    Alexa