Banyak sekali mitos yang muncul dan berkembang di sekitar kita, mitos-mitos tersebut beredar dan diyakini kebenarannya. Salah satu mitos yang sudah sangat diyakini di Indonesia adalah “Masuk Angin”. Setahu penulis memang mitos ini sangat di percaya di Indonesia, tapi entah di Negara lain. Lalu apakah sebenarnya masuk angin itu? Dan apakah penyebabnya? Mungkin banyak sekali fakor penyebabnya, akan tetapi yang paling sering dijadikan kambing hitam adalah air hujan.
Mari kita bayangkan, mengapa kehujanan alias terpapar air selama beberapa menit atau paling lama sekitar satu jam dapat menimbulkan demam, batuk, pilek, dan pegel linu? Bukankah itu gejala khas dari infeksi virus influllenza? Apakah pada air hujan terdapat koloni virus influllenza? Apakah diblik baju yang basah terdapat segerombloan virus yang siap menyerang? Tentu tidak. Air hujan adalah air yang sangat jernih bersih dan suci. Bahkan dalam air hujan banyak sekali manfaatnya untuk tubuh kita.
“..............................Dan Kami menurunkan dari langit: air yang suci bersih”.{Al-Furqan:48}
Lalau mengapa setelah kehujanan kita sering merasa perut kembung, melilit dan akhirnya mengalami diare? Apakah air hujan membawa bakteri perut? Apaka baju basah membuat bakteri jahat masuk ke dalam tubuh kita melalui kullit? Tentu tidak. Lalu mengapa kita jatuh sakit setelah kehujanan.
Kemudian apakah kita pernah berpikir bahwa para atlet pelatnas renang yang sehariny hambpir 8 jam dalam kolam renang juga sering masuk angin? Bahkan, kita sendiri saat tengah berekreasi ke pantai atau berenang di kolam renang umum terkadang bias berendam lebih dari 2 jam dan al-hamdulillah sehat-sehat saja. Padahal sama-sama air kan? Mengapa bisa demikian?
Sesungguhnya Allah berada pada prasangka hambanya, Rasulullah bersabda :
“Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu,............{HR. Bukhori}
Hal ini juga dijelaskan oleh Disiplin Ilmu Psikoneuroimunologi {PNI}. Prasangka adalah dugaan atau persepsikita. Persepsi kita adalah bentuk lain dari do’a. Saat tubuh kita didera air hujan yang sesungguhnya sangat baik dan tidak bermasalah sedikitpun, kita merasa sengsara dan merasa akan jatuh sakit karena termakan “hasutan” pikiran kita sendiri.
Dari manakah datangnya “doa” jelek atau hasutan itu? Dari informasi yang dicangkokkan ke benak kita. Dari manakah datangnya informasi itu? Dari sebuah pengetahuan yang diterima sebagai sebuah budaya. Dan budaya itu ditransmisikan secara turun temurun. Lalu kita meyakininya dan melegitimasi serta mencap sebagai sebuah kebenaran yang absolut. Dengan demikian kita telah berburuk sangka terhadap air hujan.
Konsep bahwa kehujanan akan membuat sakit dapat menciptakan teror kecemasan pada otak kita saat kita kehujanan. Saat cemas dating mendera, terjadi peningkatan kadar hormon kortisol, sehingga seistum pertahanan tubuh menjadi lemah.
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Allah telah menyatakan telah menciptakan semua makhluk dalam ukuran dan proporsionalitas. Ternyata, kecemasan dan ketakutan seorang manusia dibangun serta membangun sebuah kerajaan terror yang mempengaruhi semua system dalam tubuhnya. Penurunan aktivitas system pertahanan tubuh ini pada gilirannya akan mengakibatkan kuman atau virus yang tidak diundang memiliki potensi lebih besar untuk masuk dan bercokol di dalam tubuh kita. Tanpa kita sadari,h justru ketakutan dan kecemasan kitalah yang mengundang mereka untuk “berpesta” dalam tubuh kita.
Dari mana kah mereka datang? Bisa dari lingkungan sekitar, dari orang lain yang kita jumpi, atau bahkan dari antrian virus di sekitar lubang hidung kita yang sudah menunggu-nunggu giliran untuk masuk, Sedangkan pada kasus diare atau sakit perut, kuman yang mengakibatkannya bias saja merupakan bagian dari “rakyat kuman baik” yang selama ini kita pelihara serta hidup dalam harmoni pada system pencernaan kita.
Mereka menjadi tidak terkendali dan “over populasi” justru karena system pertahanan tubuh kita dilanda kecemasan dan lebih mementingkan keselamatan diri mereka masing. Inilah ebuah gambaran indah tentang manifestasi dan aplikasi sebuah doa. Sebagai sebuah harapan yang sarat dengan praduga, doa dikabulkan justru oleh system tubuh kita sendiri. Ajaib bukan?.
Bagaimana dengan “Kerokan”? Kerokan sesungguhnya adalah suatu metode terapi yang telah teruji secara empiris. Jika tidak manjur, mengapa banyak orang yang terus saja melakukannya? Kerokan dapat digambarkan secara ilmiah sebagai salah satu upaya untuk menstimulasi atau merangsang system pertahanan tubuh melalui induksi radang local. Dengan adanya factor peradangan, pembuluh darah akan melebar sesaat dan factor-faktor pertahanan tubuh seperti interferon dan tumor nekrosis akan aktif.
Kondisi ini diharapkan akan membangkitkan ghirah sistem pertahanan tubuh untuk mengontrol keberadaan virus. Bahkan, jika virus tersebut dianggap telah membahayakan, system pertahanan tubuh yang telah terstimulasi tersebut dapat mengeleminasinya dan mendaur ulang virus tersebut untuk menjadi materi biologis yang lebih bermanfaat.
Oleh karena itu jangan mengkambing hitamkan air hujan yang telah disaring dan di suling oleh Allah dengan begitu sempurna melalui alam yang telah ciptakan-Nya. Dan Allah telah menjamin kebersihan air hujan tersebut. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Sumber Bacaan : Jangan Ke Dokter lagi, Tauhid Nur Azhar.
Subhanallah,,, ternyata persepsiku selama ini mungkin salah, tapi kenapa besi lebih mudah berkarat jika terkena air hujan/ air asin?? terima kasih atas infonya.